JODOHKU SEDANG MENANTIKU

  No comments
Antara Cinta dan Jodoh, terkadang banyak sekali hari ini kita dapati mereka (muda mudi) mengumbar cinta dan perasaannya kepada lawan jenis. 

Dengan mudahnya mereka mengatakan, "Jodoh itu harus dikejar dan diperjuangankan" (dengan angku diri berkata demikian)...

Sedangkan, kita perlu tahu dulu dan memahaminya istilah terkait cinta, suka, sayang dan jodoh.

Jodoh itu salah satu takdir yang sudah ditetapkan, perkara cinta itu soal rasa atau perasaan yang mendorongnya. 

Sehingga, yang perlu kita waspadai adalah perasaan dan rasa itulah dimana bisa menjadi senjata setan untuk menungganginya menjadikan kita budak atas cinta itu sendiri.

Jodoh, termasuk rezeki seseorang. Jadi memang sudah ditentukan oleh Allah semenjak manusia belum diciptakan, dan sudah ditulis di Lauh Mahfuzh. Dalam hal ini, kita tidak diperintahkan untuk memikirkan tentang takdir tersebut, tapi hanya diperintahkan untuk berusaha. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beramallah, masing-masing akan dimudahkan melakukan apa telah dituliskan baginya.” (Riwayat Muslim).

Sebenarnya, berusaha atau tidak berusaha, jodoh sudah ditetapkan. Tapi masalahnya bukan itu. Bahwa kita tetaplah dianggap berbuat keliru, bila kita tidak berusaha. Yang dituntut oleh Allah dari kita adalah upaya, ikhtiar dan niat baik. Jodoh tetap Allah yang menentukan. Jadi soal jodoh, rezeki dan takdir kita tidak berhak mengurusnya, tapi kita hanya diperintahkan untuk berusaha. Dengan upaya yang benar dan niat yang bersih itulah, kita akan diberi pahala. Hasilnya, Allah yang menentukan.

Hingga, ada yang didalam hatinya terbesit sepertinya jodoh saya ada di langit atau diakhirat.

Salah satu pernyataan pesimis terkait jodoh dan takdir Allah.

Ada juga orang-orang yang sama sekali tidak pernah memikirkan atau mengikhtiarkan untuk mendapat jodoh, “tiba-tiba” saja ia ada di depan mata. Sedang asik menikmati dunia kampus, sang guru ngaji datang menawarkan jodoh. Atau mungkin berawal dari bersin di dalam bus, ada laki-laki yang ingin bertemu dengan orangtua si gadis. Atau kisah unik salah satu sahabat tentang teman desanya yang membonceng ibunya naik sepeda gowes, itu adalah pintu jodohnya. Begitu sederhana, begitu cepat, begitu mudah.

Siapa yang menggerakkan hati mereka agar mempunyai kecenderungan terhadap perempuan atau laki-laki yang diinginkannya?

Siapa yang mempermudah jalannya jodoh? Pada saat yang sama pada sosok manusia yang lain, jalan itu terasa begitu terjal?

Mudah sekali bagi mereka yang sudah mendapatkan jodoh, mencibir pihak yang belum mendapatkannya dengan istilah kurang ikhtiyar, tidak gigih mencari, tidak serius, dan banyak kata lainnya. 

Kata-kata yang menunjukkan betapa sombongnya kita sebagai manusia menganggap seolah-olah urusan jodoh begitu enteng. 

Padahal, dalam genggaman siapakah hati manusia itu berada? Kecenderungan dan keridhoan satu pribadi terhadap pribadi lain yang menjadi jodohnya, itu benar-benar kuasa Allah untuk memutuskan.

Bukan suami atau istri nanti yang bisa membawa seseorang pada surga-Nya. Tapi sikap dan keikhlasan kita untuk menerima setiap jengkal takdir-Nya penuh rasa syukur dan ridho. Itu yang akan kita bawa saat menghadap-Nya kelak.

Yakinlah, bila jodoh pasti kan datang menjemput dan bertemu atau jemputlah dengan ikhtiar yang positif. Maka, Allah akan berikan kemudahan.

No comments :

Post a Comment